Berita

Soal Wisata Halal di Toraja, Begini Penjelasan Calon Gubernur Sulsel Danny Pomanto

Tim Redaksi
6
×

Soal Wisata Halal di Toraja, Begini Penjelasan Calon Gubernur Sulsel Danny Pomanto

Share this article

Toraja Utara, KarebaDIA – Calon Gubernur Sulawesi Selatan nomor urut 1, Muh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengatakan bahwa istilah Wisata Halal kurang tepat dikenakan di wilayah Toraja.

Pasalnya, hal tersebut bertentangan dengan kondisi sosial, tradisi dan kepercayaan yang dominan di daerah yang terkenal dengan destinasi wisata budaya tersebut.

Hal itu dikatakan Danny usai pertemuan silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan pengurus Badan Pengelola Sinode (BPS) Gereja Toraja di Rantepao, Kabupaten Toraja Utara, Senin (07/10).

“Istilah Wisata Halal di Toraja kurang tepat. Istilah ini, secara sosio-kultural meresahkan karena mayoritas warganya non-muslim. Tapi kalau restoran halal, kuliner halal, akomodasi halal dan sebagainya memang harus ada sebagai fasilitas bagi wisatawan muslim yang datang ke sini,” ungkap Danny.

Dijelaskan Wali Kota Makassar dua periode itu, potensi wisata di wilayah Toraja sangat memungkinkan untuk terus dikembangkan, asalkan mendapat dukungan dari pemerintah.

“Potensi wisata Toraja ini sangat besar, dan kalau ada dukungan ril dari pemerintah, termasuk dari Pemprov, maka bisa lebih dioptimalkan sehingga memberi kontribusi ekonomi yang lebih besar bagi rakyat,” jelas Danny.

Karena itu, ke depan yang paling dibutuhkan adalah fasilitas lengkap dan representatif yang memungkinkan setiap kalangan dapat berwisata dengan nyaman di daerah yang terkenal sejuk dan alami ini.

Sementara itu Juru Bicara Danny – Azhar, Asri Tadda menambahkan, pengembangan pariwisata merupakan salah satu program prioritas yang akan dilakukan oleh Paslon yang dikenal dengan akronim “DIA” itu.

“Danny – Azhar bertekad memperkuat struktur ekonomi berbasis pangan dan salah satunya adalah di bidang pariwisata. Potensi pariwisata Sulsel sangat banyak dan kalau itu dikembangkan dengan baik, maka tentu akan menjadi salah satu penyumbang pendapatan daerah,” jelas Asri.

Hanya saja, lanjutnya, pengembangan potensi wisata di Sulsel tentu harus memperhatikan kondisi sosial-kultural setempat. Agar tidak menjadi kontroversi yang justru tidak menguntungkan.

“Pariwisata adalah tentang hospitality. Wisatawan mau menikmati destinasi dengan aman dan nyaman. Jadi yang utama adalah konsep, fasilitas dan akomodasinya. Sehingga semua kalangan bisa menikmatinya dengan baik, baik yang muslim maupun non-muslim,” pungkas Asri. (*)