Makassar, KarebaDIA — Debat Perdana Pilgub Sulsel yang digelar KPU Sulsel pada Senin (28/10) di Hotel Four Points Makassar, menyisakan banyak hal yang memicu perbincangan publik.
Salah satunya adalah mengenai Bandar Udara (Bandara) Andalan Datuk Patimang di Sorowako, Luwu Timur yang disebut Calon Gubernur nomor urut 1, Andi Sudirman Sulaiman (ASS) sebagai sebuah pencapaian saat dirinya memerintah.
Terkait hal itu, tokoh masyarakat Sorowako Luwu Timur, Ryan Latief angkat bicara. Ryan bilang, klaim ASS telah mengambilalih bandara milik PT Vale itu, tidak berdasar.
“Bandara (Sorowako) itu masuk dalam Kontrak Karya PT Inco dan memang sudah saatnya diserahkan ke pemerintah sesuai Kontrak Karya PT Inco, (jadi) bukan karena perjuangan Gubernur (ASS),” kata Ryan di Makassar, Rabu (30/10/2024).
Mantan Ketua Pertina Sulsel itu menambahkan, masalah serius justru muncul akibat perubahan nama Bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Patimang. Akibatnya, masyarakat Lutim jadi kecewa.
“Justru sekarang masyarakat Sorowako kecewa dengan ASS karena nama bandara dirubah paksa menggunakan nama beliau, jadi Bandara Andalan Datuk Pattimang,” beber Ryan.
Diketahui, gelombang penolakan atas perubahan nama bandara Sorowako menjadi Bandara Andalan Datuk Pattimang sudah terjadi sejak Agustus 2023 lalu. Dalam aksi itu hadir Bupati Luwu Timur Budiman menemui para massa aksi.
Dimotori oleh Kerukunan Wawainia Asli Sorowako (KWAS), warga menggelar aksi protes dengan mendirikan tenda di depan Bandara Sorowako di Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, Luwu Timur, Kamis (31/08/2023), dilansir dari Fajar.
Tak kurang, mantan Bupati Luwu Timur yang saat itu tengah menjabat anggota DPRD Sulsel, A. Hatta Marakarma turut menolak perubahan nama bandara Sorowako tersebut.
Menurut Opu Hatta, sapaan karibnya, nama Datuk Patimang adalah tokoh masyarakat dari daerah Malangke di Kabupaten Luwu Utara, bukan dari Sorowako Luwu Timur, makanya nama tersebut dirasa kurang tepat.
Selain itu, penyematan nama Andalan juga dengan disebutnya tidak elok karena berkaitan erat dengan slogan politik atau kepemimpinan tertentu di Sulsel, tidak menggambarkan ciri khas masyarakat Sorowako.
“Kita menghargai Pemprov, tapi itu bandara sudah dari dulu ada sejarahnya, jauh sebelum Andalan memimpin. Jadi mestinya harus ada ciri khas daerah situ, jangan seakan menjadi sebuah klaim atas pencapaian seseorang,” ungkapnya saat itu.
Karena itu, hingga saat ini masyarakat Luwu Timur khususnya di daerah Sorowako, tak pernah bisa menerima perubahan nama bandara tersebut.
“Masyarakat Sorowako menolak atas perubahan nama bandara memakai nama Andi Sudirman atau Andalan,” tegas Ryan. (*)
Diperkenankan mengutip sebagian atau keseluruhan informasi dari portal KarebaDIA sepanjang untuk kepentingan publikasi dan sosialisasi agenda politik Danny Pomanto - Azhar Arsyad (DiA).