Bone, KarebaDIA – Pengelola situs sejarah Kerajaan Bone, Hj. Muhlis, mengungkapkan harapannya agar makam Raja Bone ke-16 mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah provinsi yang baru.
Hal ini disampaikan Muhlis saat menerima kunjungan ziarah calon gubernur Sulsel Moh Ramdhan Pomanto di Kompleks makam Raja Bone ke-16 La Patau Matanna Tikka, Desa Nagauleng Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone.
Dalam kesempatan berbicara dengan Danny, Muhlis menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan situs-situs sejarah serta budaya Kerajaan Bone.
Sebagai juru kunci makam, Muhlis menyampaikan bahwa sejarah Raja Bone ke-16, yang berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan besar di Sulawesi Selatan seperti Goa, Wajo, dan Soppeng tanpa peperangan, adalah simbol persatuan yang harus dihormati dan dipelajari oleh generasi sekarang.
“Kita bisa datang ke sini untuk belajar dari jasa-jasa para pendahulu. Menghargai sejarah dan budaya adalah kunci agar masa depan kita tidak kehilangan arah,” ujarnya.
Meski situs makam ini telah mendapatkan perhatian melalui kunjungan resmi setiap tahunnya, Muhlis mengaku masih ada kendala dalam pemeliharaan yang memerlukan perbaikan, terutama terkait koordinasi antar dinas pemerintah yang bertanggung jawab.
“Ada dua dinas yang membawahi pemeliharaan ini, dan terkadang kami bingung ketika ada permasalahan yang muncul karena koordinasinya belum optimal,” jelas Muhlis.
Dalam kesempatan tersebut, Muhlis berharap agar pemerintahan yang baru, khususnya jika Danny terpilih, dapat memberikan perhatian lebih besar terhadap situs-situs sejarah seperti makam raja-raja di Sulawesi Selatan, utamanya di Bone.
Menurutnya, penghargaan yang lebih serius terhadap peninggalan sejarah akan memperkuat identitas budaya serta menjadi sumber pembelajaran yang berharga bagi generasi mendatang. (via)
Diperkenankan mengutip sebagian atau keseluruhan informasi dari portal KarebaDIA sepanjang untuk kepentingan publikasi dan sosialisasi agenda politik Danny Pomanto - Azhar Arsyad (DiA).