Wawancara

Terinspirasi PPI Beba Galesong, Danny Pomanto: Nelayan Sejahtera Jika Program Tak Parsial

Tim Redaksi
14
×

Terinspirasi PPI Beba Galesong, Danny Pomanto: Nelayan Sejahtera Jika Program Tak Parsial

Share this article

KarebaDIA – Ada yang menarik pada obrolan Danny Pomanto dengan nelayan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Beba, Galesong Utara, Takalar, pekan lalu, Selasa, 1/10/2024

Saat menggelar kampanye keduanya itu, Danny bertemu nelayan, sawi dan punggawa (patron client) di salah satu sentra nelayan terbesar di Sulawesi Selatan itu.

Danny menyebut nelayan di Sulawesi Selatan memiliki sejumlah kekuatan yang mendukung peran mereka sebagai tulang punggung sektor perikanan di provinsi ini. ”Nelayan mestinya bisa sejahtera, hanya saja selama ini pendekatan dan program yang ada bersifat parsial,” katanya.

Dikatakan Danny nelayan mestinya bisa sejahtera. “Itu kalau program pemerintah tak parsial atau sepenggal-penggal,” ujarnya saat diwawancarai Tim KarebaDIA.

Dia juga memberi penekanan tentang banyaknya keunggulan Sulawesi Selatan pada bidang kelautan dan perikanan yang belum dikekola dengan baik.

Denyut Beba Galesong (dok: KarebaDIA.Com)

Pertama, Kekayaan Sumber Daya Laut

Sulawesi Selatan terletak di kawasan dengan kekayaan laut yang luar biasa, seperti Laut Flores, Selat Makassar, dan Teluk Bone.

Di nomenklatur Kementerian Kelautan dan Perikanan disebut Wilayah Pengelolaan Perikanan atau WPP. WPP 713 melingkupi Selat Makassar sementara WPP 714 meliputi Teluk Bone.

”Perairan ini kaya akan ikan pelagis seperti tuna, tongkol, cakalang, dan lemuru, yang menjadi komoditas perikanan penting,” ucap Danny.

Dia juga menilai, wilayah ini memiliki hamparan ekosistem terumbu karang luas, ekosistem mangrove, dan padang lamun yang menjadi habitat penting bagi berbagai spesies ikan dan biota laut lainnya.

”Makassar juga mempunyai potensi itu, beragam kita punya,” ujar Ketua IKA Unhas Wilayah Sulawesi Selatan itu.

Poin kedua yang disampaikan Danny adalah tentang keahlian tradisional dan pengalaman.

”Nelayan Sulawesi Selatan dengan karakter kuat seperti nelayan  Bugis, Makassar, Mandar, Bajo, bahkan Buton banyak yang umumnya mewarisi pengetahuan dan keterampilan perikanan tradisional dari generasi ke generas,” sebut Danny.

Dia menyebut, nelayan-nelayan kita punya pemahaman mendalam tentang pola migrasi ikan, perubahan cuaca, dan kondisi laut setempat, yang menjadi modal penting dalam aktivitas penangkapan.

”Saya kira, kemampuan mereka untuk memanfaatkan alam secara bijaksana juga menjadi kekuatan tersendiri, termasuk penggunaan alat tangkap tradisional yang ramah lingkungan di  sejumlah WPP itu,” sebutnya.

Poin ketiga yang disampaikan adalah kekuatan budaya maritim.

Tidak bisa dipungkiri, nelayan Sulawesi Selatan memiliki latar belakang budaya maritim yang kuat, terutama dari etnis Bugis dan Makassar, yang dikenal sebagai pelaut ulung sejak zaman dahulu.

”Mereka memiliki keterampilan pelayaran dan navigasi yang unggul. Mereka tersebar di Nusantara, di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Papua, Maluku hingga keluar negeri,” ucapnya.

Sejarah pun menunjukkan, mereka dalam perdagangan dan pelayaran lintas laut memperkuat jiwa kewirausahaan nelayan lokal, terutama dalam mencari peluang pasar di berbagai daerah.

Keempat adalah Diversifikasi Perikanan.

Selain perikanan tangkap, nelayan Sulawesi Selatan juga terlibat dalam budidaya perikanan, hingga pengolahan pangan laut.

”Rumput laut Sulawesi Selatan nomor satu. bandeng, udang, dan ikan air tawar seperti nila, lele, ikan hias dan lain sebagainya. Hal ini membantu warga kita dalam menghadapi fluktuasi hasil tangkapan laut” sebut Danny.

Bagi dia, diversifikasi usaha ini memberikan peluang pendapatan tambahan bagi nelayan dan meningkatkan ketahanan ekonomi mereka.

Kelima, Komitmen pada Kelestarian Sumber Daya.

Dia menilai, sejumlah komunitas nelayan di Sulawesi Selatan telah terlibat dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Dengan didukung oleh berbagai program pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, nelayan mulai menerapkan praktik perikanan ramah lingkungan, seperti penggunaan alat tangkap selektif dan perlindungan terumbu karang serta mangrove.

Keenam, ada Jaringan Sosial dan Koperasi.

”Kami paham persis, nelayan Sulawesi Selatan memiliki jaringan sosial yang kuat melalui komunitas lokal, kelompok nelayan, dan koperasi. Koperasi perikanan di berbagai daerah pesisir memberikan dukungan dalam hal pembiayaan, distribusi hasil tangkapan, serta akses pasar. Ini yang perlu kita dorong ke depan agar volume dan nilai usaha bisa lebih baik,” ucapnya.

Dia menyebut, sektor perikanan di Sulawesi Selatan memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal.

”Kami ingin katakan, nelayan berperan penting dalam penyediaan sumber protein bagi masyarakat, serta menciptakan lapangan kerja tidak hanya di sektor penangkapan ikan, tetapi juga di pengolahan, distribusi, dan perdagangan hasil laut,” ujarnya.

Siap jadi Offtaker

Menurut Danny program yang selaras, terpada, mestinya bisa dijalankan di pesisir dan pulau-pulau jika ada kesungguhan.

“Tugas kita meramunya agar prinsip kemandirian ekonomi, praktik pengeloolaan berkelanjutan dapat menyejahterakan kita semua,” ucapnya.

“Ini tugas DIA ke depan,” imbuhnya.

”Jadi ke depan, pemerintah provinsi dan kabupaten memang mesti memberikan dukungan melalui program-program pengembangan perikanan dan kelautan, seperti bantuan alat tangkap, pengembangan tambak, dan pelatihan teknis perikanan tangkap,budidaya dan pengolahan, terpadu semua. Tentu dengan cara yang efektif, lebih baik dan berkelanjutan dan memberdayakan,” sebutnya.

”Bersama DIA, program-program ini pasti akan membantu nelayan dalam meningkatkan produktivitas mereka, baik melalui penggunaan teknologi yang lebih baik maupun pengembangan keterampilan manajemen perikanan yang lebih modern,” terangnya.

”Apa yang kita lihat di Beba tadi menggambarkan keuntungan posisional Takalar, atau Galesong. Aksesnya dekat ke Makassar, hub ekonomi nasional kita. Mestinya harga bisa lebih baik dan menguntungkan semua pihak,” imbuhnya.

Sisi lain Beba, masa depan ekonomi Sulawesi Selatan (dok: KarebaDIA.Com)

”Salah satu yang kita siapkan adalah pemerintah Sulsel mesti menyiapkan atau memfasilitasi proses pembelian produk atau komoditi perikanan ini melalui lembaga usaha yang kuat, kita jadi offtaker,” terangnya.

“Memang masih ada PR besar, ini bisa dibenahi satu-satu dengan kerjasama pemerintah pusat, bahkan dunia internasional,” tuturnya.

“Ikan kita luar biasa. Kalau pemerintah provinsi bisa intervensi ini maka kita akan mempercantik mulai dari dermaganya, restorannya, infrastrukturnya agar masyarakat dan nelayan lebih nyaman,” ucapnya di depan nelayan Beba Galesong.

”Jadi, jika nelayan di Sulawesi Selatan memiliki potensi besar untuk terus berkembang, baik di sektor perikanan tangkap maupun budidaya maka tugas DIA memberikan dukungan yang konsisten dalam bentuk infrastruktur, teknologi, pembelian komodi, dan perlindungan lingkungan akan menjadi kunci keberlanjutan usaha mereka di masa depan,” jelasnya.

“Kita libatkan tenaga kompeten dan berpengalaman di bidangnya,” lanjutnya.

“Kami di DIA akan menjalankan dengan selaras, tidak ada parsial atau sepotong-potong, hanya sekadar kegiatan terbatas saja,” kuncinya.

Redaksi