KarebaDIA – Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Azhar Arsyad yang berpasangan Calon Gubernur Moh Ramdhan Danny Pomanto memilih naik fery KMP Dharma Kartika yang melayani rute Makassar – Benteng Selayar – Baubau Sultra.
Tujuannya ke Kota Benteng, Selayar.
“Keputusan ini semata untuk merasakan bagaimana selama ini warga Selayar menggunakan moda transportasi laut, sejak dulu,” ucapnya kepada KarebaDIA, Senin, 4 November 2024.
“Jika yang lain naik helikopter, tidak apa kalau kita berjam-jam, semalamam bersama warga Selayar di atas fery,” kata Azhar.
Azhar, sosok yang dikenal berpengalaman di dunia LSM serta pernah menjadi sosok kunci di DDI, Pemuda Ansor dan saat ini ketua Pimpinan Wilayah Sulawesi Selatan dari Partai Kebangkitan Bangsa itu mengaku telah berbagi peran dengan Danny Pomanto.
Bagi peran untuk menyisir sejumlah kawasan strategis bagi Sulsel namun selama ini terabaikan atau hanya menjadi ‘ruang penerima janji’ oleh pemerintahan sebelumnya karena jaraknya yang jauh.
Bagi Peran
“Pekan ini Pak Danny ke Luwu Raya, fokus pada pemetaan potensi dan kendala pembangunan daerah. Mengapa kawasan seperti Seko, atau pedalaman Luwu Raya yang sejatinya menjadi pilar ekonomi Sulsel justeru tak merasakan pemerataan pembangunan daerah,” terang Azhar.
”Sementara pekan ini, kami fokus di wilayah Selatan. Wilayah yang oleh sebagian besar orang dianggap paling banyak mereproduksi kemiskinan,” ungkapnya.
”Sebutlah Jeneponto dan Selayar. Data kemiskinan Sulsel menyebut dua kabupaten dengan indeks pembangunan manusia yang rendah,” sebutnya.
Menurut Azhar, perjalanan dengan fery Dharma Kartika membuatnya takjub dengan penerimaan warga Selayar yang memadati kapal itu.
”Saya ngobrol dengan beberapa penumpang, mereka mengaku nyaman dengan layanan fery. Lebih praktis dan berbiaya murah,” kata dia.
Meski begitu, lanjut Azhar, mestinya fery ini bisa digunakan untuk membawa komoditi, komoditi pertanian, perkebunan hingga perikanan.
”Sayang juga kalau hilir mudik fery ini tak memberi nilai tambah ekonomi, karena geliat ekonomi tak nampak,” ujarnya.
Azhar mengapresiasi layanan perhubungan laut yang semakin baik karena adanya dukungan Kementerian Perhubungan.
”Tapi yang lebih penting adalah bagaimana infrastruktur, layanan transportasi itu memberi ungkitan ekonomi. Itu artinya kita harus merenungkan kembali, bagaimana cara agar komoditi dari Selayar bisa dimaksimalkan dampak ekonominya, atau bagaimana caranya agar tumbuh ekonomi lokal,” tambahnya.
Kaya Potensi, Minim Akses
Selama di Selayar, Azhar berkunjung ke sejumlah titik strategis. Hal yang disebutnya menjadi sumber inspirasi tentang persoalan, realitas dan kemungkinan solusi yang bisa dikaitkan dengan visi misi Danny – Azhar.
”Kunjungan kami ke Pantai Dopa dan Manarai, membuka cakrawala kita bahwa bukan hanya sumber daya ikan yang dapat dikaitkan dengan Selayar tetapi juga perkebunan seperti mente,” ungkapnya.
Azhar menyebut dia mendengar langsung keluh kesah warga tentang buah mente yang harganya drop dari harga yang sebelumnya berkisar 50 ribuan menjadi 15 ribu hingga 20 ribu per kilogram.
Demikian pula kopra yang pernah mencapai titik kritis harga tiga ratusan perkilo bahkan di bawahnya. Terbatasnya akses pasar menjadi kendala, belum lagi kapasitas petani, pekebun atau nelayan yang masih terbatas.
”Ini yang relevan dengan visi misi kami untuk membawa kesejahteraan bagi masyarakat Selayar, membantu melalui program pelibatan Pemerintah Provinsi untuk membeli produk komoditi petani, pekebun atau nelayan Selayar saat harga jatuh,” ucapnya.
”Ada kelembagaan Pemerintah Provinsi yang fokus pada pembelian komoditi saat surplus produksi atau harga anjlok,” terangnya.
”Ini yang kami kampanyekan. Demikian pula penciptaan lapangan kerja. Kita ingin untuk tahap pertama kita ajak seribuan kaum muda untuk dilatih, diperkuat kapasitasnya untuk menjadi entrepreneur atau kreatif menghasilkan lapangan pekerjaan,” jelasnya.
”Tiga belas ribu sampai lima ribu tenaga kerja muda akan kita siapkan melalui program peningkatan kapasitas dan fasilitasi akses permodalan,” tambahnya.
Untuk Selayar, lanjut Azhar, atensi pasangan Danny – Azhar adalah pemerataan infrastruktur seperti kepelabuhanan, dermaga, fasilitas layanan kesehatan, pendidikan untuk semua hingga rumah produksi dan pengolahan komoditas, seperti kopra hingga mente.
”Kita ingin Selayar ini bisa lebih baiklah. Saya kira salah satu yang perlu diselesaikan ke depan adalah keadilan untuk layanan listrik. Masih on off, kasihan juga ini,” sungutnya.
“Bagaimana mau tumbuh ekonomi sirkular kalau listrik padam, kadang nyala kadang mati tanpa pemberitahuan,” sebut Azhar yang disambut lampu padam saat kampanye di Bontonumpa, Buki, Selayar.
“Intinya, listrik-mo dulu dibereskan, yang lain berikutnya,” tegasnya.
Dia menyebut itu sebab listrik di daratan Pulau Selayar utama saja seperti itu, apalagi di pulau-pulau seperti Bonerate, Jampea atau di dalam kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.
”Doakan kami, pilih kami untuk satu per satu kita benahi dan perbaiki. Ini tanggung jawab moral yang mesti ditebus Pemerintah. Lihat kami, apakah kami nampak sebagai pembohong atau tidak bisa dipercaya. Itu bagus agar warga Selayar bersama Danny-Azhar,” jelasnya di depan warga Buki.
Dia menyebut, kalau belum yakin untuk memilih tanya orang lain, cari informasi siapa Danny Pomanto, siapa Azhar, siapa yang lainnya.
”Siapa yang berhasil menambah PAD, siapa yang justru sebaliknya. Itu bagus untuk kita betul-betul yakin dalam memilih,” pungkasnya.
Untuk Pembaca
Jelas sekali bahwa upaya pengumpulan data, informasi yang ditempuh oleh calon wakil Gubernur Azhar Arsyad di Selayar demi memastikan bahwa ke depan, jika mereka terpilih basis realitas dan persoalannya sudah terpetakan.
Yang juga menarik adalah kesediaan seorang Azhar dan tim naik di fery dan menghabiskan semalaman di perjalanan. Hal yang tak lazim terutama yang maju di kontestasi kepala daerah.
Sungguhkah itu tanda-tanda bahwa Danny-Azhar akan disukai dan dipilih oleh warga Selayar? Sepertinya iya.
Redaksi
Diperkenankan mengutip sebagian atau keseluruhan informasi dari portal KarebaDIA sepanjang untuk kepentingan publikasi dan sosialisasi agenda politik Danny Pomanto - Azhar Arsyad (DiA).